Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. [1] Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km, artinya kondisi geografis alam negara tersebut mengarah pada potensi yang baik dalam energi terbarukan, salah satu potensinya adalah sebagai sumber besar untuk energi angin yang terletak di lautan dan dekat pantai. Energi angin dapat digunakan sebagai energi alternatif yang dapat mengurangi bahan bakar fosil dalam penggunaan listrik yang lebih ramah lingkungan karena emisi gas dan polusi yang rendah.
Pada dasarnya, perbedaan tekanan udara dapat diakibatkan oleh perbedaan suhu antara dua lokasi yang berbeda, yang kemudian terjadilah angin. Turbin dapat digerakkan oleh angin dengan kecepatan tertentu karena pada dasarnya angin adalah pergerakan udara. Turbin angin digunakan untuk menghasilkan energi, seperti energi kinetik dan energi listrik. Peningkatan kecepatan angin membuat energi yang dihasilkan juga meningkat, bahkan mencapai batas tertinggi energi yang dapat dihasilkan.
[2] Berdasarkan hasil pemetaan sebaran kecepatan angin diketahui bahwa kecepatan angin tinggi (6 - 8 m/s) di darat terjadi di pantai selatan Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku dan NTT. Sedangkan kecepatan angin di wilayah lepas pantai menunjukkan angka lebih dari 8 m/s terjadi pada lepas pantai Banten, lepas pantai Sukabumi, lepas pantai Kupang, lepas pantai Pulau Wetar, lepas pantai Kabupaten Jeneponto, dan lepas pantai Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Banyak juga daerah di Indonesia yang juga memiliki potensi energi angin berdasarkan pra-studi Kelayakan.
Selain itu, Turbin angin modern memproduksi hingga 20 kali lebih banyak listrik dibandingkan dengan yang diproduksi 25 tahun yang lalu, dan dianggap lebih efisien [3]. Artinya, turbin angin saat ini bisa lebih menjanjikan daripada di masa lalu. Bilah turbin modern lebih panjang, lebih besar, dan lebih tinggi. Selain itu, menurut analis energi, seiring perkembangan teknologi, energi angin akan lebih murah 20–50% pada tahun 2030. Selain itu, pembangkit listrik di daerah terpencil dapat bermanfaat jika digunakan langsung untuk produksi bahan bakar elektronik. Bahan bakar elektronik adalah bahan bakar sintetis yang pada akhirnya akan menggantikan barang-barang berbasis minyak bumi seperti parafin, solar, dan bensin, juga bermanfaat sebagai bahan dasar yang unik untuk Industri kimia.
Gambar 1.1: Biaya Listrik Energi Angin (Sumber: DW.com )
Sumber:
[1] M. F. Hardiyon, “Persebaran potensi Energi Angin di indonesia zonaebt.com,” zonaebt.com Renewable Content Providers, 18-Jun-2022. [Available: https://zonaebt.com/persebaran-potensi-energi-angin-di-indonesia/. [Accessed: 24-Feb-2023].
[2] Balai Besar Survei Dan Pengujian ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, Dan Konservasi Energi. (n.d.). Retrieved February 24, 2023, from https://p3tkebt.esdm.go.id/pilot-plan-project/energi_angin/potensi-energi-angin-indonesia-2020.
[3] G. Rueter, “Seberapa Besar potensi Energi Angin di Masa Depan? – DW – 14.12.2021,” dw.com, 15-Dec-2021. Available: https://www.dw.com/id/potensi-besar-pembangkit-listrik-tenaga-angin/a-60100287. [Accessed: 24-Feb-2023].
Artikel ini ditulis oleh :
Julieta Isabell