logo

EN|ID
Kembali

Metana sebagai komponen utama gas telah dipelajari secara luas, dan sumber gas yang sebagian besar terdiri dari metana meningkat karena eksplorasi dan studi dilakukan di daerah yang belum tersentuh. Gas serpih, yang ditemukan terperangkap di dalam formasi serpih, adalah salah satu dari gas tersebut. Gas serpih adalah salah satu bentuk gas alam yang sebagian besar terdiri dari metana, dan umumnya ditemukan di bawah tanah di batuan serpih.

Shale itu sendiri adalah batuan sedimen berbutir halus, yang memiliki ruang-ruang kecil, lebih kecil dari yang biasa ditemukan, dengan pori-pori yang mengandung gas. Ruang-ruang tersebut, karena tidak saling berhubungan satu sama lain, gagal menyediakan aliran gas. Pada tahun 2015, jumlah total “unproven but technically recoverable resources” dari gas serpih diperkirakan mencapai 214.6 triliun meter kubik (tcm) [1]. Negara-negara dengan sumber daya gas serpih adalah:

● China (31.6 tcm)
● Argentina (22.7 tcm)
● Aljazair (20 tcm)
● Amerika Serikat (17.6 tcm)
● Kanada (16.2 tcm)
● Polandia (4.1 tcm)
● Perancis (3.9 tcm)
● United Kingdom (0.7 tcm)

Proyeksi oleh Administrasi Informasi Energi AS pada tahun 2016 memperkirakan bahwa gas serpih akan mencapai 30 persen dari total produksi gas alam dunia pada tahun 2040 [2]. Gas serpih dapat diekstraksi melalui “Hydraulic Fracturing”, juga dikenal sebagai fracking. Tindakan fracking dimulai dengan mengebor lubang yang dalam ke batuan serpih, dengan pengeboran horizontal segera setelahnya untuk mengakses lebih banyak gas, karena cadangan serpih didistribusikan secara horizontal bukan vertikal. Fracking fluid yang mengandung bermacam-macam bahan kemudian dipompa ke dalam lubang yang telah dibor sebelumnya untuk memungkinkan gas yang terperangkap mengalir ke sumur pengumpul, dan pipa setelahnya, untuk penggunaan komersial.

Masalah yang timbul karena fracking adalah dampak alam / lingkungan yang diyakini secara langsung disebabkan oleh fracking. Pada tahun 2012, sebuah laporan oleh Royal Society dan Royal Academy of Engineering di Inggris menyatakan bahwa ekstraksi gas serpih, dengan air yang dipompa di bawah permukaan dalam jumlah besar, dapat menyebabkan getaran bumi secara lokal dalam kondisi tertentu, namun kejadian ini dipercaya untuk tidak menyebabkan kerusakan besar.

References

[1] “What is shale gas, how is it extracted through fracking and what are fracking's impacts?,” Grantham Research Institute on climate change and the
environment, 11-Feb-2022. [Online]. Available :https://www.lse.ac.uk/granthaminstitute/explainers/what-is-shale-gas-how-is-it-extracted-through-fracking-and-what-are-frackings-impacts/#:~:text=Shale%20gas%20is%20a%20form,over%20a%20much%20larger%20area. [Accessed: 29-Mar-2023].
[2] F. Aloulou and V. Zaretskaya, “Shale gas production drives World Natural Gas Production Growth,” Homepage -U.S. Energy Information Administration (EIA), 15-Aug-2016. [Online]. Available: https://www.eia.gov/todayinenergy/detail.php?id=27512. [Accessed: 29-Mar-2023].
[3] A. A. Patria, “Menilik Perkembangan shale gas Dan Potensinya di Indonesia,” UGM, 20-Jun-2020. [Online]. Available: https://ugrg.ft.ugm.ac.id/artikel/menilikperkembangan-shale-gas-dan-potensinya-di-indonesia/. [Accessed: 29-Mar-2023]

Artikel ini ditulis oleh:
Reza Radinka

Sales & Marketing Staff



Kembali ke Atas