logo

EN|ID
Kembali

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia diperkirakan dapat menjadi negara dengan ekonomi terbesar pada pertengahan abad ini. Langkah yang dilakukan saat ini dan beberapa waktu mendatang dapat memberi pengaruh besar pada pasar energi dunia untuk mewujudkan tujuan bersama terkait dengan iklim. Indonesia telah berupaya untuk mewujudkan emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat, yang merupakan bagian dari upaya pengembangan menjadi negara ekonomi maju pada tahun 2045.  Menurut Kementerian ESDM,  bauran energi Indonesia didominasi oleh batu bara dan minyak bumi. Pada tahun 2023, energi primer indonesia yang berasal dari batu bara mencapai 40,46%, sedangkan minyak bumi 30,18%. Sementara bauran gas bumi 16,28%, dan energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2023 paling kecil, yakni 13,09%. Tingginya penggunaan bahan baku fosil mengakibatkan emisi sektor energi berkisar 600 juta ton karbon dioksida hingga Indonesia dinobatkan menjadi negara dengan emisi karbon terbesar kesembilan di dunia.

Net Zero Emissions

Transisi energi menuju net zero emissions memberikan peluang besar dan beragam bagi kemajuan ekonomi Indonesia untuk mencapai target Ekonomi maju 2045. Net zero emission dalam konteks perubahan iklim merupakan kondisi jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer sama dengan jumlah emisi yang dihapus dari atmosfer melalui upaya tindakan mitigasi. Net zero emissions diupayakan untuk mengurangi bahkan menghilangkan emisi gas rumah kaca sehingga tidak ada peningkatan emisi gas rumah kaca. Potensi Indonesia untuk mencapai net zero emissions sangat besar karena banyaknya potensi sumber daya alam terbarukan yang sangat melimpah. Indonesia termasuk dalam lima negara teratas di Asia-Pasifik dengan kapasitas energi terbarukan yang sangat signifikan.


Gambar 1.1: Kapasitas terpasang tahun 2020 dibandingkan perkiraan potensi kapasitas energi terbarukan (Sumber: iesr.co.id)

Manfaat Menerapkan Energi Hijau Berkelanjutan

Menurut Energy Tracker Asia (2022) keuntungan dalam menerapkan energi hijau berkelanjutan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sudut pandang ekonomi, politik, dan sudut pandang kesejahteraan. Pada tahun 2030, penggantian bahan bakar fosil dengan energi terbarukan dapat menghemat hingga USD $1,7 miliar per tahun. Jika biaya polusi udara diperhitungkan, jumlah ini meningkat antara USD $15 hingga 50 miliar. Selain itu, penggunaan energi terbarukan yang lebih besar akan berdampak pada pengurangan biaya sistem energi yang besar. Di sisi lain, energi terbarukan juga dapat berkontribusi dalam menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan memberdayakan kemajuan teknologi.

Jenis Energi Terbarukan Berpotensi di Indonesia

Menurut penelitian dari iesr.id (2021) Energi baru dan terbarukan yang berpotensi di Indonesia, antara lain:

  1. Solar Power

Indonesia memiliki tenaga surya tertinggi dibanding sumber energi terbarukan lainnya. Potensi tertinggi berasal dari kawasan lahan semak belukar dengan kapasitas 4.179.6 GW. Tiga provinsi teratas sebagai pembangkit listrik tenaga surya adalah Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua.

  1. Hydro power

Pembangkit listrik tenaga air dapat digunakan sebagai produksi tenaga surya yang memiliki tutupan awan, suhu, dan kelembaban. Potensi sumber listrik bisa mencapai 28 GW dengan potensi tertinggi di Papua, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan hampir seluruh anak sungai. Sedangkan potensi listrik tenaga air mikro yang bernilai lebih tinggi di jaringan sungai Indonesia. Jika mengoptimalkan pembangkit listrik untuk memastikan keberlanjutan ekosistem sungai, listrik yang dapat dihasilkan hingga 6 GW dengan potensi tertinggi di Papua, Sumatera Utara dan hampir seluruh provinsi di Sulawesi.

  1. Wind Power

Letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa memiliki udara hangat dan tekanan rendah mengakibatkan Indonesia tidak berangin seperti di negara belahan bumi utara dan selatan. Potensi angin di Indonesia hanya sebesar 4,9 m/s. Dengan keterbatasan kecepatan angin, Sulawesi selatan, Nusa Tenggara, dan Maluku berpotensi tinggi jika memasang turbin angin dengan ketinggian hub 100 meter.

  1. Biomass power

Pembangkit listrik tenaga biomassa sumber energinya tidak terlalu bergantung pada kondisi cuaca seperti tenaga surya, angin, dan air, atau disebut Variable Renewable Energies (VREs). Potensi pada limbah tanaman, seperti limbah padi, kakao, sawit, dan kopi memiliki potensi sebesar 23,4 GW. Sedangkan akasia yang merupakan biomassa kayu memiliki potensi sebesar 7,3 GW. Provinsi yang dapat memanfaatkan bahan baku biomassanya secara optimal adalah provinsi di Sumatera dan Kalimantan karena memiliki produksi kelapa sawit tertinggi di Indonesia.

 

Teknologi Net Zero Emissions

Untuk mencapai net zero emissions diperlukan teknologi pendukung agar terjadi keseimbangan antara jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dengan jumlah yang dibuang dari atmosfer, teknologi tersebut antara lain:

  1. Carbon Capture & Storage (CCS)

(CCS) melibatkan penangkapan emisi karbon dioksisa (CO2) yang dihasilkan dari proses industri atau pembangkit listrik dan menyimpannya di bawah tanah untuk mencegah memasuki atmosfer

  1. Green Hydrogen

Green hydrogen diproduksi melalui elektrolisis, meenggunakan sumber energi terbarukan untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen sehingga dapat digunakan sebagai pembawa energi ramah lingkungan

  1. Electric Vehicles (EV)

Electric Vehicles (EV) kendaraan yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga, biasanya disimpan dalam baterai, sehingga  menghasilkan emisi karbon lebih rendah

  1. Direct Air Capture (DAC)

Direct Air Capture (DAC) teknologi yang bekerja dengan menangkap CO2 dari atmosfer dengan perangkat khusus yang dapat digunakan bersamaan dengan penyimpanan karbon untuk mengurangi konsentrasi CO2

 

Kesimpulan

Berdasarkan sumber energi yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin transisi energi ke emisi nol bersih. Meskipun masih didominasi oleh batu bara dan minyak bumi, negara berupaya mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat. Potensi sumber daya alam terbarukan, seperti energi surya, air, angin, dan biomassa, dapat dimanfaatkan secara optimal. Penggunaan energi terbarukan diidentifikasi sebagai kunci untuk mencapai target, dengan manfaat ekonomi yang signifikan, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung kemajuan teknologi.

 

Sumber:

Beyond 443 GW – Potensi Energi Terbarukan Indonesia – iesr.or.id

IEA (2022), An Energy Sector Roadmap to Net Zero Emissions in Indonesia, IEA, Paris

https://katadata.co.id/agungjatmiko/ekonopedia/6544ab6c0d397/mengenal-konsep-net-zero-emission-pengertian-dan-cara-mencapainya

https://energytracker.asia/renewable-energy-in-indonesia/

 

Artikel ini ditulis oleh :
Annisa Rahma Dhania

 

 



Kembali ke Atas