Integrated Solar Combined Cycle (ISCC) adalah sistem hibrida yang mengintegrasikan tenaga panas matahari dengan bahan bakar fosil. ISCC terdiri atas variabel sistem yang dapat berubah-ubah, namun biasanya terdiri dari 3 komponen utama, yaitu: Combined Cycle Gas Turbine (CCGT), Solar Steam Generator (SSG) dan Solar Field. Dalam beberapa kasus, mereka mengintegrasikan Natural Gas-Fired Combined Cycle(NGCC) dan Concentrated Solar Power (CSP).
ISCCs dapat mencapai efisiensi di angka 67%, yang merupakan 10% lebih efisien jika dibandingkan dengan conventional combined cycle plant. Pembangkit CSP juga bisa dikombinasikan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) kecil, dengan tujuan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK)1
Pada contoh sistem yang dibangun di Chile, penggunaan Solar PV dapat menghasilkan energi yang lebih murah pada siang hari, dan sistem CSP menghasilkan energi pada sore hari dengan kapasitas penyimpanan signifikan, sehingga dapat menyediakan sumber energi yang stabil dan aman.
Konsep awal ISCC diajukan oleh Luz Solar International pada awal era 1990-an, dan terwujud menjadi Proyek Archimede di Sicily, Italy. Proyek tersebut terdiri atas dua (2) 380 MWe gas-fired combined cycle power plant dan 5 MWe parabolic solar fieldyang menggunakan molten salts sebagai heat transfer fluid(HTF).2
Pada kondisi pasar Indonesia, penggunaan ISCC dapat membawakan beberapa dampak positif terhadap keberlanjutan dan keandalan mengenai energi dan sumber listrik, seperti:
Diversifikasi Sumber Energi
Berhubung Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, pembangkit listrik ISCC dapat menambah keragaman energi yang sudah ada dengan mengintegrasikan energi surya dengan skema pembangkit listrik konvensional berbasis bahan bakar fosil. Diversifikasi dapat mengurangi ketergantungan negara terhadap sumber daya bahan bakar fosil yang terbatas.
Integrasi Energi Terbarukan
Sebagai bagian dari target Net Zero, Indonesia bertujuan untuk mencapai 23% bauran energi nasional pada tahun 2023 untuk bersumber dari energi terbarukan. Sistem ISCC dapat membantu mengintegrasikan penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
Perkembangan Efisiensi dan Penghematan Biaya
Sistem ISCC berpotensi menurunkan biaya pembangkitan listrik dalam jangka panjang, karena tenaga surya tersedia secara gratis dan berlimpah. Jika infrastruktur untuk pemanfaatan tenaga surya telah ditetapkan, sebagian biaya bahan bakar yang terkait dengan pembangkit listrik konvensional dapat diimbangi dengan penggunaan ISCC.
Stabilitas dan Keandalan Jaringan
Karena pemanfaatan energi surya sebagian besar bersifat intermiten, integrasi dengan turbin gas/uap konvensional pada pembangkit listrik hibrida ISCC dapat menghasilkan output daya yang lebih stabil dan andal, sehingga menghasilkan variabilitas energi terbarukan.
Dampak Positif Terhadap Lingkungan
Seperti kebanyakan pembangkit energi terbarukan, pembangkit listrik ISCC dapat memitigasi produksi emisi GRK jika dibandingkan dengna pembangkit listrik berbahan bakar fosil konvensional, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kualitas udara dan Kesehatan Masyarakat, terutama di tengah kasus polusi pada tahun 2023 – 2024 di Kepulauan Jawa Barat.
Secara keseluruhan, sistem ISCC dapat menghasilkan pembangkit energi yang lebih berkelanjuntan, berketahanan tinggi, dan hemat biaya. Hasilnya bermanfaat secara positif bagi perekonomian dan lingkungan.
Referensi:
- L. Souza and A. Cavalcante, “Concentrated Solar Power deployment in emerging economies: The cases of China and Brazil.” https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/integrated-solar-combined-cycle-system
- B. Alqahtani and D. Patino-Echeverri, “Integrated Solar Combined Cycle Power Plants: Paving the Way for Thermal Solar.” https://sites.nicholas.duke.edu/daliapatinoecheverri/files/2015/09/ISCC.pdf
Artikel ini ditulis oleh :
Reza Radinka
Sales & Marketing staff